Hujan deras dan cuaca buruk yang melanda Batam memakan korban jiwa. Didik (19) pemuda asal Jombang, Jawa Timur tewas setelah tertimpa pohon tua yang disambar petir di Jalan Hang Tuah, Batam Centre atau persisnya di sebelah SPBU Bandara, Minggu, (23/4) sekitar pukul 11.00. Informasi yang dihimpun, saat itu korban bersama sembilan rekannya hendak berpergian ke Pantai Nongsa. Sembari menunggu hujan reda, mereka berteduh di pondok yang juga menjadi tempat mereka bekerja.
Tiba-tiba petir menghantam pohon di lokasi mereka berteduh. Pohon tersebut tumbang dan menimpa Didik beserta teman-temannya. Nahas bagi Didik, lelaki yang baru sebulan di Batam tersebut tak bisa mengelak dan menghantam kepalanya. “Kami duduk-duduk saja tadi, tiba-tiba pohon tumbang dan menimpa Didik tepat di kepalanya,” kata Imam, teman korban saat ditemui lokasi kejadian. Meski sempat dilarikan ke RS Elisabeth, nyawa korban tak terselamatkan akibat hantaman pohon tumbang yang menimpa kepalanya. “Kami sedang mengurus jenazah untuk dibawa pulang ke kampung halaman,” ujarnya.
Salah seorang tetangga Didik yang bersamaan datang merantau ke Batam, Paijah mengatakan, korban yang masih bujangan ini belum genap satu bulan berada di Batam. “Kami baru datang 1 April lalu, di kampung kami tetangga,” katanya. Kapolsek Batam Kota, Kompol Arwin menuturkan, saat kejadian korban sedang duduk di tepi kolam pancing bersama sembilan orang lainnya. “Tiba-tiba angin kencang disertai petir yang menyambar salah satu pohon yang ada di sekitar di lokasi korban,” kata Arwin.
Pohon itu tumbang menimpa Didik dan dua temannya, Ali dan Agus. Didik meninggal dunia di lokasi kejadian dengan kondisi kepala pecah dan kaki patah. Sedangkan dua temannya luka ringan. “Korban dibawa ke RS BP Batam untuk dioutopsi,” ujarnya.
Dikepung Banjir
Tak hanya memakan korban jiwa, banjir juga merendam sejumlah daerah. Adapun lokasi yang selalu menjadi langganan banjir di saat hujan turun, yakni di depan kawasan Botania, Batam Centre. Padahal, perbaikan dan pembuatan parit besar sudah dilakukan tahun lalu untuk menghindari banjir. “Sudah bangun parit sebesar ini tapi tetap saja banjir. Jadi seperti percuma saja kemarin bangun parit,” kata Marno, warga Botania.
Marno menambahkan, karena sering tergenang air, jalan di sekitar Botania juga banyak yang berlubang. Terlebih di depan simpang pintu masuk ke kawasan Pasar Botania yang sudah sering diperbaiki. “Jalan di simpang itu lebih parah. Tiap sebentar diperbaiki karena kalau tidak diperbaiki, lubang besarnya membahayakan pengendara yang melintas,” katanya.
Tidak hanya jalan di depan Botania, sejumlah titik banjir juga terlihat di depan Taman Raya Square (Taras) dan Simpang Perumahan Cikitsu. Banjir sangat mengkhawatirkan mengingat jalan tersebut merupakan kawasan yang dipadati pengendara, baik roda dua maupun roda empat. “Depan Taras ini selalu banjir kalau hujan lebat. Padahal sudah ada parit. Tapi karena alirannya mampet, airnya tidak mengalir ke parit,” kata Budi, warga Taman Raya. Hujan lebat disertai angin kencang melanda Batam Centre sekitar pukul 10.00. Tak lama, banjir terlihat di beberapa titik jalan, seperti di depan Kawasan Botania, depan Taras dan juga di Simpang Cikitsu serta membuat arus lalu lintas terganggu.
Warga yang hendak melintas tak jarang berbelok ke jalan depan komplek pertokoan Botania atau Marbela II untuk menghindari banjir. Sedangkan saat hendak melintas di depan Taras Mall, warga memilih berbelok ke depan komplek pertokoan Cikitsu. Tak jarang, warga yang nekat melintasi banjir dengan sepeda motor harus menerima kenyataan sepeda motor yang dikendarainya mogok di tengah banjir. Tak hanya Batam Centre, ruas jalan raya di Seipanas juga terendam banjir. Banjir setinggi betis orang dewasa itu membuat sebagian pengendara kesulitan melintasi jalanan tersebut. Belum lagi hujan turun yang disertai angin kencang, membuat pengendara harus ekstra hati-hati. Jalan Laksamana Bintan di Seipanas menjadi salah satu kawasan yang sering banjir di saat hujan.
Kabag Humas dan Setdako Batam, Ardiwinata mengatakan, jalan raya Seipanas merupakan jalan milik Provinsi Kepri, namun Pemko Batam akan melebarkan jalan tersebut. “Kami akan melakukan pelebaran jalan dan termasuk juga drainasenya diperbaiki,” ujarnya.
Pemko akan menormalisasi drainase yang dianggap bermasalah. Seperti drainase di kawasan Seraya yang dipenuhi botol bekas air mineral telah dibersihkan baru-baru ini. “Kami juga mengimbau ke masyarakat agar jangan buang sampah sembarangan,” kata Ardi.
Kepala BMKG Hang Nadim Batam Philip Mustamu mengatakan, Kepri saat ini lagi musim pancaroba, dimana awan kumulonimbus sedang dominan sehingga terjadi hujan lebat dan harus waspada petir maupun angin puting beliung. “Hujannya lebat tapi lokal dan tidak berlangsung lama, bagi yang berada di luar rumah harus hati-hati,” kata Philip.
Tak hanya memakan korban jiwa, banjir juga merendam sejumlah daerah. Adapun lokasi yang selalu menjadi langganan banjir di saat hujan turun, yakni di depan kawasan Botania, Batam Centre. Padahal, perbaikan dan pembuatan parit besar sudah dilakukan tahun lalu untuk menghindari banjir. “Sudah bangun parit sebesar ini tapi tetap saja banjir. Jadi seperti percuma saja kemarin bangun parit,” kata Marno, warga Botania.
Marno menambahkan, karena sering tergenang air, jalan di sekitar Botania juga banyak yang berlubang. Terlebih di depan simpang pintu masuk ke kawasan Pasar Botania yang sudah sering diperbaiki. “Jalan di simpang itu lebih parah. Tiap sebentar diperbaiki karena kalau tidak diperbaiki, lubang besarnya membahayakan pengendara yang melintas,” katanya.
Tidak hanya jalan di depan Botania, sejumlah titik banjir juga terlihat di depan Taman Raya Square (Taras) dan Simpang Perumahan Cikitsu. Banjir sangat mengkhawatirkan mengingat jalan tersebut merupakan kawasan yang dipadati pengendara, baik roda dua maupun roda empat. “Depan Taras ini selalu banjir kalau hujan lebat. Padahal sudah ada parit. Tapi karena alirannya mampet, airnya tidak mengalir ke parit,” kata Budi, warga Taman Raya. Hujan lebat disertai angin kencang melanda Batam Centre sekitar pukul 10.00. Tak lama, banjir terlihat di beberapa titik jalan, seperti di depan Kawasan Botania, depan Taras dan juga di Simpang Cikitsu serta membuat arus lalu lintas terganggu.
Warga yang hendak melintas tak jarang berbelok ke jalan depan komplek pertokoan Botania atau Marbela II untuk menghindari banjir. Sedangkan saat hendak melintas di depan Taras Mall, warga memilih berbelok ke depan komplek pertokoan Cikitsu. Tak jarang, warga yang nekat melintasi banjir dengan sepeda motor harus menerima kenyataan sepeda motor yang dikendarainya mogok di tengah banjir. Tak hanya Batam Centre, ruas jalan raya di Seipanas juga terendam banjir. Banjir setinggi betis orang dewasa itu membuat sebagian pengendara kesulitan melintasi jalanan tersebut. Belum lagi hujan turun yang disertai angin kencang, membuat pengendara harus ekstra hati-hati. Jalan Laksamana Bintan di Seipanas menjadi salah satu kawasan yang sering banjir di saat hujan.
Kabag Humas dan Setdako Batam, Ardiwinata mengatakan, jalan raya Seipanas merupakan jalan milik Provinsi Kepri, namun Pemko Batam akan melebarkan jalan tersebut. “Kami akan melakukan pelebaran jalan dan termasuk juga drainasenya diperbaiki,” ujarnya.
Pemko akan menormalisasi drainase yang dianggap bermasalah. Seperti drainase di kawasan Seraya yang dipenuhi botol bekas air mineral telah dibersihkan baru-baru ini. “Kami juga mengimbau ke masyarakat agar jangan buang sampah sembarangan,” kata Ardi.
Kepala BMKG Hang Nadim Batam Philip Mustamu mengatakan, Kepri saat ini lagi musim pancaroba, dimana awan kumulonimbus sedang dominan sehingga terjadi hujan lebat dan harus waspada petir maupun angin puting beliung. “Hujannya lebat tapi lokal dan tidak berlangsung lama, bagi yang berada di luar rumah harus hati-hati,” kata Philip.